Akses Jalan Rumah Mau Ditutup RT/RW atau Tetangga? Jangan Diam Saja, Ini Hak Anda!

Akses Jalan Rumah Mau Ditutup RT/RW atau Tetangga? Jangan Diam Saja, Ini Hak Anda!

Akses Jalan Rumah Mau Ditutup RT/RW atau Tetangga? Jangan Diam Saja, Ini Hak Anda!

 

Bayangkan jika tiba-tiba akses satu-satunya menuju rumah Anda atau orang tua Anda akan ditutup. Lebih parah lagi, tanah jalan tersebut ternyata sudah disertifikatkan oleh tetangga melalui program pemutihan. Panik? Tentu saja! Tapi jangan khawatir, Anda tidak sendirian dan hukum punya jawabannya.

Artikel ini akan menjelaskan hak-hak Anda terkait akses jalan dan bagaimana menghadapi masalah penutupan jalan serta sertifikat tanah yang cacat hukum.

 

Memahami Hak Akses Jalan dan Status Tanah Fasum/Fasos

 

Hak Akses Jalan adalah Hak Fundamental!

Setiap pemilik tanah atau bangunan berhak atas akses yang memadai ke jalan umum. Jika jalan yang akan ditutup itu adalah satu-satunya akses keluar-masuk, maka penutupannya bisa dianggap sebagai perbuatan melawan hukum karena menghalangi hak orang lain untuk melintas. 

Bahkan, menurut Pasal 667 KUH Perdata, pemilik lahan yang tidak punya akses ke jalan umum bisa menuntut agar diberikan jalan keluar terdekat oleh tetangga, tentunya dengan kewajiban memberikan ganti rugi. Namun, dalam kasus penutupan jalan yang sudah ada dan biasa digunakan, ini jelas pelanggaran hak.


Tanah Fasilitas Umum (Fasum) dan Fasilitas Sosial (Fasos) Milik Publik!

Fasos dan Fasum adalah lahan yang peruntukannya sudah ditetapkan untuk kepentingan umum, seperti jalan, taman, atau fasilitas sosial lainnya. Penggunaannya harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat.

Menutup akses jalan yang sudah ada dan menjadi satu-satunya jalur, apalagi untuk membangun Fasos/Fasum baru (seperti kantor koperasi), adalah kebijakan yang bermasalah. Terlebih jika masih ada lahan Fasos/Fasum lain yang bisa digunakan tanpa mengganggu akses warga. Pembangunan untuk kepentingan umum harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat dan tidak boleh merugikan pihak lain.

 

Sertifikat Tanah di Atas Jalan Umum? Bisa Dibatalkan!

Tanah yang berfungsi sebagai jalan umum atau Fasos/Fasum pada dasarnya tidak boleh disertifikatkan atas nama pribadi. Tanah jalan umum adalah milik negara/publik dan memang diperuntukkan untuk kepentingan umum.

Jika tetangga Anda berhasil mensertifikatkan tanah jalan melalui program pemutihan (misalnya PTSL), ada kemungkinan terjadi kesalahan prosedur, kekeliruan data, atau bahkan praktik "mafia tanah". Program pemutihan sertifikat seharusnya memeriksa dan memastikan bahwa objek tanah yang disertifikatkan bukan Fasos/Fasum atau jalan umum. Oleh karena itu, sertifikat yang diterbitkan atas tanah jalan atau Fasos/Fasum yang seharusnya milik publik, dapat dibatalkan.


Langkah Tegas yang Harus Anda Ambil 

Ini adalah masalah serius yang menyangkut hak dasar Anda. Jangan tunda untuk mengambil tindakan:

 

Segera Dapatkan Pendampingan Hukum Profesional

Ini adalah langkah paling penting. Anda memerlukan pengacara yang berpengalaman dalam hukum pertanahan dan administrasi negara. Mereka akan membantu menyusun strategi hukum, mengumpulkan bukti, dan mendampingi Anda di setiap prosesnya.


Kumpulkan Bukti-bukti Kuat 

Foto/Video: Dokumentasikan kondisi jalan, rumah orang tua Anda, dan akses satu-satunya tersebut. Jika ada, rekam juga Fasos/Fasum lain di sekitar yang bisa digunakan.

Peta/Denah: Jika ada, siapkan peta lokasi yang menunjukkan posisi jalan, rumah, dan Fasos/Fasum lain.

Keterangan Saksi Sesepuh: Buat berita acara atau surat pernyataan tertulis dari saksi-saksi sesepuh yang mengetahui sejarah jalan tersebut sebagai akses umum. Pastikan mereka bersedia menjadi saksi di kemudian hari.

Dokumen Rencana Tata Ruang: Coba dapatkan salinan rencana tata ruang wilayah (RTRW) atau RT/RW setempat untuk memeriksa peruntukan lahan.

Salinan Sertifikat Tanah Tetangga: Jika memungkinkan, dapatkan salinan sertifikat tanah tetangga yang mencaplok jalan. Ini akan sangat penting.


Lakukan Langkah Terhadap Rencana Penutupan Jalan oleh RT/RW 

Audiensi Resmi 

Didampingi pengacara, minta audiensi resmi dengan pihak RT/RW, Lurah/Kepala Desa, atau Camat untuk menyampaikan keberatan Anda. Tegaskan bahwa penutupan akses tunggal adalah pelanggaran hak dan ada opsi lahan lain.

Surat Keberatan Resmi 

Kirimkan surat keberatan resmi kepada RT/RW, Lurah/Kepala Desa, dan tembusan ke Camat, Dinas Tata Kota, serta Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat.


Lakukan Langkah Terhadap Sertifikat Tanah yang Mencaplok Jalan (Pembatalan Sertifikat)

Permohonan Pembatalan ke BPN

Pengacara Anda akan membantu mengajukan permohonan pembatalan sertifikat tanah yang diterbitkan atas tanah jalan umum atau Fasos/Fasum ke Kantor Pertanahan/BPN setempat. Alasan pembatalan adalah cacat administrasi/hukum dalam penerbitannya karena objeknya adalah Fasos/Fasum.

 

Gugatan Tata Usaha Negara (TUN) ke PTUN 

Jika permohonan ke BPN tidak direspons atau ditolak, Anda bisa mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) untuk membatalkan sertifikat tersebut. Ini adalah jalur hukum yang paling tepat untuk membatalkan sertifikat tanah.

 

Laporan Pidana (Jika Ada Indikasi Mafia Tanah) 

Jika ada indikasi kuat bahwa sertifikasi dilakukan dengan cara tidak benar, ada unsur pemalsuan data, atau melibatkan oknum, Anda bisa mempertimbangkan untuk melaporkan pidana ke Kepolisian.


Tindakan Pencegahan Penutupan Fisik

Jika ada upaya fisik untuk menutup jalan, segera laporkan ke pihak berwajib (Polsek/Polres) untuk mencegah tindakan main hakim sendiri dan memastikan akses tidak terhalang.

Hak atas akses jalan adalah hak fundamental yang dilindungi hukum. Sertifikat tanah yang terbit di atas fasilitas umum/jalan adalah cacat hukum dan dapat dibatalkan. Jangan biarkan hak Anda terlanggar!

  

Disclaimer: Artikel ini adalah analisis awal berdasarkan informasi umum. Untuk konsultasi lebih lanjut dan penanganan kasus spesifik Anda, sangat disarankan untuk menyertakan dokumen-dokumen yang terkait.

Jawaban Konsultasi Hukum Terkait Penutupan Akses Jalan Dan Sertifikasi Tanah Fasum Fasos by Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Mata Elang

أحدث أقدم